Senin, 19 Desember 2011

Motivasi

Kemampuan guru untuk menjadikan dirinya model yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.

Bapak

Muara Bulian, 4 Maret 2011
02.30 WIB.


“Tidaaaak……..!!”
“Bapak bohong ! Bapak bilang mau menungguku sampai selesai kuliah ! Bapak bohong ! Bapak udah ga sayang lagi denganku !
Airmataku tak terbendung lagi, makin deras mengalir mendengar kata-katanya yang menyayat hati. Kucoba tuk menyekanya dengan ujung jilbabku. Ku harap ini bisa membantu, ternyata tidak!
“ Bapak ga sayang lagi denganku ! Kenapa bapak tinggalin aku ? Bapaaaak.........! Aku ga mau Bapak pergi.......Bapak ga boleh pergi.....!”
Refleks tangan kananku menampar wajahnya yang sudah bersimbah air mata. Tapi tangan kiriku segera meraih pundaknya dan menjatuhkan dalam pelukanku. Sakit. Sakit sekali hatiku mendengar kata-katanya. Suaranya yang bergema meneriakkan kata-kata umpatan,kekesalan,kemarahan dan ketidakrelaan membuat lututku bergetar,dadaku sesak,tenggorokanku tercekat. Aliran darahku seakan berhenti.
”Mbak....bapak belum pergi kan ? Bapak masih ada kan ? Bapak sayang Indah kan ?”

********************

            ”Mama....! Mama...!”
            ”Astaghfirullahal ’adziim”. Aku tersadar dari lamunanku. Pikiranku sudah melayang ke peristiwa 2 bulan lalu. Saat kepergiannya. Meninggalkanku,ibu,adik-adikku,cucu-cucu juga orang-orang yang menyayanginya. Rasanya tak rela. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Masih banyak keinginan yang belum terwujud . Masih banyak harapan yang belum terlaksana. Dan masih banyak cita-cita yang belum tergapai. Semua terhempas keras di altar kenyataan. Terporak poranda di sepanjang pantai kedukaan. Tercabik-cabik oleh keputusan yang tak bisa dielakkan.
            ”Ya, sayang, sebentar...!” Kubuka mukena yang ku pakai seraya mengusap sebutir air yang masih menggantung disudut mataku. Seolah tak rela berpisah dari kelopak yang sudah terlanjur bengkak dan merah ini. Kulipat rajutan bulu domba tempat sujudku yang sedikit basah oleh titik-titik airmata yang tertumpah kala berserah diri pada-Nya. Tak terasa usai doa yang telah dipanjatkan ke hadirat-Nya tadi telah membawa terbang ingatanku pada peristiwa yang telah membuatku  hampir tak kuasa membangkitkan tubuh dari pembaringan yang telah ditinggalkannya, selalu menciumi koko kesayangannya, dan selalu memandangi tubuh yang tak kuat lagi untuk sekedar beringsut dari pembaringan, yang terekam di memori camera hpku. Ini terjadi selama 1 minggu sejak kepergiannya.
            Udara malam yang dingin merasuk di sela-sela persendianku seakan mengatakan, ”Sudah malam, waktunya untuk merehatkan badan. Melepaskan kepenatan.”
Kusibak si hitam ikal yang menutupi sebagian wajah polos yang belum mengenal hitam putihnya kehidupan. Ku usap pipi cabinya, kucium keningnya, seraya membisikkan ucapan favoritku ke telinganya, ”Honey. I love you forever.”  Kutarik katun soft pink sampai ke dada mungilnya agar angin malam dan nyamuk nakal tak mengganggu mimpi indahnya. Seiring desah nafasku, ku haturkan doa pada  Yang Kuasa agar bidadari mungilku kelak menjadi anak salehah yang dapat menjadi penolongku untuk merasakan nikmatnya taman Firdaus milik-Nya.
            Kurebahkan tubuh pemberian Tuhan ini ke pembaringan. Perlahan kuambil oksigen yang disediakan-Nya untuk kumasukkan ke dalam saluran respirasi dan tersimpan dalam alveolusku. Selanjutnya akan berdifusi ke kapiler-kapiler paru-paru untuk dihantarkan ke seluruh sel-sel tubuh dan berganti posisi dengan karbondioksida yang nantinya akan dihembuskan keluar bersama dengan uap air. Kontraksi dan relaksasi otot dada dan perutku juga detak jantungku seolah menjadi musik pengiring tarian klasik pasangan protein khusus pewarna merah eritrosit yang sedang menggandeng Oksigen menyusuri pembuluh-pembuluh darahku. Begitu besarnya kuasa-Mu, Tuhan. Telah menciptakan sedemikian kompleksnya sistem dalam tubuh ini. Kerjasama yang indah antar setiap selnya.
            Decak cicak seperti mengoyak kesunyian malam. Suara si binatang krik  pun tak mau kalah menyenandungkan kidung malam. Rinai air hasil kondensasi yang turun ke bumi seakan tahu betapa rindunya para puspa dihalaman akan sentuhan titik-titik air di mahkotanya. Semilir angin menyusup masuk lewat lubang ventilasi menambah sejuk suasana diruangan 5 m x 5 m ini. Malu-malu tirai jendelaku menari.
            Kutarik selimutku. Sentuhan bayu sedikit menggelitik rambut-rambut halus tangan dan kakiku. Ujung jari-jari kakiku hampir kehilangan rasa. Sebelah lubang hidungku mulai tertutup oleh sekret membran mukosanya. Aku memang tak tahan dengan udara dingin. Alergi. Reaksi imunitas yang entah sejak kapan menjadi musuh suhu rendah itu.
            Jam dinding berdentang 12 kali. Mataku tak jua terpejam. Kebersamaan kami dengannya yang telah jauh meninggalkan kami terputar kembali bagai slide yang disetting muncul satu persatu.
            ~Aku kecil yang bergaya lincah dengan mic ditangan saat mengikuti petikan gitarnya yang membawakan lagu ”potong bebek angsa”.  Si pemetik gitar tersenyum sumringah. Bunga-bunga bertebaran dihatiku menyaksikan respon darinya itu.~ Matanya yang membelalak besar tanpa ada suara tatkala kami kelima anak-anaknya bercanda keterlaluan atau melakukan sesuatu yang membuatnya kesal. ~Dengan sigapnya, mengeluarkan sedan Golden body lebar itu dari garasi saat tahu salah satu putranya sakit dan segera melarikannya ke rumah sakit.
            ”Ma,coba kita punya seribu anak seperti ini.” Ucapannya kepada ibuku , sesaat setelah ku sajikan jus alpukat kesukaannya. Bagai terbang ke langit ketujuh aku mendengar ucapannya itu. "Bapak berlebihan", gumamku saat itu.             ”Kalau ada kesempatan kamu lanjutkan pendidikan,. Tapi jangan ngoyo untuk mengejar jabatan, pangkat atau materi.  Kita sebagai manusia harus selalu berusaha dan berdoa, serta berpasrah diri pada Yang Maha Kuasa. DIA-lah yang menentukan segalanya,” katanya di waktu yang berbeda.
            “Suruh si Wawan untuk menyempatkan diri belajar bahasa Inggris kalau dia sedang ‘off’, itu buku saya dirak buku kasih ke dia supaya bisa dibacanya.” Seraya menunjukkan buku yang dimaksud dengan telunjuknya. Memerintahkan kepadaku agar memberikan buku saku ‘Belajar bahasa Inggris Praktis’ kepada adikku yang bekerja di Perusahaan Asing Migas.
            “Syukurlah Wiwin kuliah sekarang. Saya yakin dia bisa bagi waktu kuliah,kerja dan rumah tangga.” Kebahagiaan terpancar di wajahnya begitu mengetahui menantu yang baru beberapa waktu disandingkan dengan putra ketiganya itu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
            “Et, kalau udah ada calon, kasih tahu. Biar mbakmu yang menyeleksi.”
            “Saya sudah pasti,saya sudah punya rumah di dekat rumahnya si Joko” katanya suatu ketika saat aku dan ibuku ngobrol bersamanya di dalam kamar, sambil baringan bertiga ditempat  tidur utama. Saat itu kami membicarakan rencana untuk merenovasi istana tercinta yang telah dibangun dengan kerja kerasnya. Beliau mengatakan sudah punya rumah di dekat rumah pemuda yang dulu sejak duduk dibangku kuliah tinggal bersama kami, dan sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh bapak dan ibuku. Saat itu aku dan ibuku hanya diam saling menatap. ” Saya hanya tinggal menunggu Indah selesai. Tapi kok lama bener ya ?” Ujarnya kala itu seakan ada keraguan untuk menunggu lebih lama.
            Sepoi-sepoi bayu bertiup lagi meminta tirai menyanyikan lagu gemerisik. Jam dinding kembali berdentang. Satu kali. “Ah...” Ku hela nafas. Meregangkan otot-ototku yang terasa kaku. “Sudah jam satu. Besok aku harus bangun subuh.”
            Tuhan,ijinkan aku untuk tetap merasakan indahnya subuh setelah aku mengistirahatkan mata dan fikiranku. Agar aku bisa merealisasikan harapan-harapannya yang mungkin sebagai amanah bagiku, sebagai pelanjut kehidupannya di dunia ini.
Ya Allah , Ya Robb,
Ampunilah dosa-dosa Bapakku selama hidupnya ,terimalah amal ibadahnya ,jauhkanlah dia dari Azab Kubur dan Siksa Api Neraka. Jadikanlah liang lahat sebagai Taman Surganya , dan jadikanlah  Surga-Mu adalah Rumahnya . Ya Allah , kutitipkan Bapakku dipangkuan-Mu , diharibaan-Mu , jagalah ia dalam rengkuhan tangan-Mu. Sampai waktu nanti  kami  kembali  berkumpul  pada-Mu.
Amin......amin....amin... Ya  Robbal  ’Alamin .

Mata terkatup.

Dia

Dia memang bukan dr ragaku tapi dia adalah bagian dr jiwaku.
Bumi kita dilapisi berbagai campuran gas yang memungkinkan manusia, tumbuhan dan hewan untuk dapat hidup di permukaannya. Atmosfir ini berperan dalam menjaga kesetimbangan panas dari bumi. Atmosfir menyerap radiasi matahari yang dipancarkan kembali oleh bumi. Maka dari itu atmosfir memiliki stabilitas panas yang penting dan mencegah suhu ekstrim seperti yang terjadi pada bulan dan planet yang tidak mempunyai atmosfir. Jadi dengan adanya  atmosfir, suhu di bumi tetap konstan. Itu kalau atmosfir kita bersih. Kalau atmosfir kita tercemaar bagaimana ya ?

Bila udara di atmosfir tercemar, Adanya peningkatan CO2 maka suhu dibumi akan panas. CO2 dalam atmosfir transparan bagi energi gelombang pendek matahari, tetapi cenderung menghalangi energi panas gelombang panjang yang dipantulkan keluar dari bumi. Jadi kenaikan CO2 di atmosfir, akan menahan panas lebih banyak di atmosfir yang dekat dengan bumi atau di troposfir. Akibatnya akan menaikkan suhu rata-rata bumi. 

Kecenderungan bumi semakin panas terjadi selama pertumbuhan industri dan kendaraan bermotor akan mengakibatkan peningkatan  CO2 dalam atmosfir bumi. Karena COmempunyai efek isolasi dikawatirkan akan adanya peningkatan suhu atmosfir yang menyeluruh. Jika kenaikan suhu berlangsung terus dikawatirkan lapisan es atau sebagian es dikutub akan mencair. Akibatnya permukaan laut akan naik dan daratan akan menjadi sempit. 

Pada kondisi tertentu , keadaan sebaliknya akan terjadi. Penguapan air laut akan bertambah sehingga banyak awan bersama partikel-partikel atmosfir dapat membaurkan sinar matahari. Akibatnya suhu dibumi akan turun. Bahkan bila asap dan debu yang dilontarkan ke udara setiap hari dapat pula mengakibatkan sebaliknya yaitu menurunkan suhu di dunia akibat sinar matahari yang terhalang. Hal ini masih merupakan hipotesis para ahli.

Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari krisis pencemaran dunia karena kekeliruan kita mengelola lingkungan. Kita telah meracuni udara,air dan tanah dengan zat pencemar. Akibatnya akan memberi pengaruh yang besar terhadap keseimbangan alam  dibumi, sehingga dapat mengakibatkan bencana bagi umat manusia.

Nah, sudah sepatutnya kita turut menjaga lingkungan agar terhindar dari polusi. Lalu tindakan apa yang harus dilakukan  ?